Tidak perlu tegur sapa, karna kau hanya lewat, tapi kemudian kau berhenti, dan beraninya duduk disamping ku, oke! kau boleh duduk disampingku, tapi tetap saja tak perlu kau tegur sapa, kemudian kau tersenyum, dan beraninya menatap mataku, dan sekali lagi oke!! kau boleh tersenyum kepadaku, tapi tetap saja tak perlu kau tegur sapa, kemudian kau tegur sapa kepadaku, dan beraninya kau ingat namaku, dan sekali lagi oke!! kau boleh ingat namaku, tapi jangan coba untuk kau peduli kepada aku yang dulu, kemudian kau menanyakan saat aku yang dulu, dan beraninya kau pasang wajah kasihanmu, dan sekali lagi oke!! saya seharusnya sadar yang kulakukan seharusnya bukan melarangmu, tapi semulanya aku harus berangkat dari tempat duduk itu dan tak kusadari selama kududuk dan melarangmu, sebenarnya aku ingin tegur sapa denganmu, tapi buruk sikap saat itu membuatku mengancam rasa rinduku untuk berbincang denganmu.
cara pandangku tentang kehidupan yang kualami sendiri atau kehidupan orang sekelilingku, ada pola yang membentuk jadi alasan suatu pristiwa terjadi.