Skip to main content

#20 Rindu yang hadir hanya untuk saat itu

Tidak perlu tegur sapa,
karna kau hanya lewat, 
tapi kemudian kau berhenti,
dan beraninya duduk disamping ku,
oke! kau boleh duduk disampingku,
tapi tetap saja tak perlu kau tegur sapa,

kemudian kau tersenyum,
dan beraninya menatap mataku,
dan sekali lagi oke!! kau boleh tersenyum kepadaku,
tapi tetap saja tak perlu kau tegur sapa,

kemudian kau tegur sapa kepadaku,
dan beraninya kau ingat namaku,
dan sekali lagi oke!! kau boleh ingat namaku,
tapi jangan coba untuk kau peduli kepada aku yang dulu,

kemudian kau menanyakan saat aku yang dulu,
dan beraninya kau pasang wajah kasihanmu,
dan sekali lagi oke!! saya seharusnya sadar yang kulakukan seharusnya bukan melarangmu,
tapi semulanya aku harus berangkat dari tempat duduk itu dan tak kusadari selama kududuk dan melarangmu, sebenarnya aku ingin tegur sapa denganmu, tapi buruk sikap saat itu membuatku mengancam rasa rinduku untuk berbincang denganmu.

Comments

Popular posts from this blog

#18 Keseimbangan

Dunia ini, begitu keras bagi si miskin, begitu mudah bagi si kaya, begitu banyak perjuangan bagi si biasa, begitu santai bagi yang berpunya, begitu pahit bagi si jelata, begitu nikmat bagi si penguasa. Dunia ini, begitu sepi bagi si penyelendiri, padahal sudah begitu ramai dinampak mata, begitu ramai bagi si pemikir, sehingga diupayakan tindakan meminimalisir. tidak ada yang buruk dari bertolak belakang antara keduanya, karna itulah disebut keseimbangan, yang terbaik dari kedua kondisi tersebut selalu  saja bagi mereka yang sadar jika semua itu hanya sementara, karena mereka menyadari hakikat sebagai manusia.