hanya ingin berpindah dan terus berpindah, tidak memperhitungkan tujuan apalagi keuntungan, betapa kesepian manusia semacam ini, kebaikannya seringkali disalahpahami, diamnya seringkali dikata sombong, senyumnya seperti orang yang menyeringai seolah sepele dengan orang yang ditatapnya, gerakannya begitu kaku, semangatnya seringkali dikata ambisius, redahnya seperti orang yang putus asa, cara pikirnya seringkali berbeda dengan yang lain dan terlihat rumit, isi bicaranya selalu tentang keyakinan diri. sekali lagi, manusia macam apa ini?
Dunia ini, begitu keras bagi si miskin, begitu mudah bagi si kaya, begitu banyak perjuangan bagi si biasa, begitu santai bagi yang berpunya, begitu pahit bagi si jelata, begitu nikmat bagi si penguasa. Dunia ini, begitu sepi bagi si penyelendiri, padahal sudah begitu ramai dinampak mata, begitu ramai bagi si pemikir, sehingga diupayakan tindakan meminimalisir. tidak ada yang buruk dari bertolak belakang antara keduanya, karna itulah disebut keseimbangan, yang terbaik dari kedua kondisi tersebut selalu saja bagi mereka yang sadar jika semua itu hanya sementara, karena mereka menyadari hakikat sebagai manusia.
Comments
Post a Comment