Skip to main content

#27 Menjadi tangguh atau hancur

Beberapa waktu saya menyesali menulis lagi disini, terasa sangat aneh bila saya lebih banyak menuangkan cerita dalam blog ini tapi terlihat sangat tertutup oleh orang-orang sekitar saya, terkadang sesal saya juga karena lebih memilih menulis diblog dari pada menulis menambah kata per kata dalam karya ilmiah saya, bukankah itu akan lebih berguna, ah sayangnya menulis di blog tidak diperlukan tata penulisan yang baik atau mencantumkan sumber atau bahkan minimal daftar pustaka,

sudah sangat menahan untuk tidak menceritakan disini apalagi sampai untuk dibahas, karena dipersiapkan untuk bercerita dan dibahas dengan orang yang ada dalam cerita, tapi sepertinya hal tersebut tidak akan terwujud, sehingga saya harus menulis dan menceritakan disini, seperti sedang menahan napas, akhirnya saya harus menghembuskan semuanya, karna tubuh harus melepaskan dan menggantinya dengan udara segar lainnya,

alampun seolah mendukung, gemercik rintikan air hujan diatas genteng dengan suasana malam yang tenang menjadi suatu paduan suasana yang sempurna, walaupun tubuh ini sedang demam, tapi pikiran terasa terang dan ramai, hingga akhirnya memerintahkan jari-jari untuk mengetikan kata demi kata sampai jadi kalimat,

"tidak akan ada lagi sapaan basa-basi menanyakan kau sedang apa, maafkan bila kau tlah kusayangi dan semoga kau segera melupakan hingga tidak jadi beban pikiranmu", demikian saya bertekad tak akan mengulangi lagi, untuk memahami seseorang saya sering menempatkan diri seolah saya diposisi orang tersebut, "tidak saya tidak akan menerima hanya dicinta, saya akan berjuang mendapatkan hati orang yang saya cinta, karna saya tau manisnya dari perjuangan itu", karena hal tersebut saya merasa hari itu adalah benar-benar usaha terakhir saya,

saya melepaskan apapun itu yang sangat sulit untuk dideskripsikan, dengan melepaskan itu saya merasa pada tingkatan yang berbeda dalam pola berpikir, lebih menghargai orang lain dan yang terpenting lebih menghargai diri sendiri, sudah jauh perjalanan dalam pendewasaan diri, beranggapan bahwa semua kejadian harus ketemu hikmahnya sehingga  menjadi orang yang lebih tangguh lagi, masih banyak ujian-ujian didepan sana yang lebih hebat, jangan terlalu cemas memikirkannya cukup nikmati dan semua pasti terlewati, walaupun ada kemungkinan mampu melewati tapi menjadi hancur, semoga saya ditempa menjadi manusia yang tangguh.

Comments

Popular posts from this blog

#34 Tanggung Sendiri

kita benar benar berkuasa atas apa yang akan kita putuskan dan apa yang akan kita jalani, saya sadari dari sepanjang perjalanan hidup menuju ke pendewasaan diri beberapa keputusan mungkin berat ke arah yang salah, tapi setidaknya kita sadar setelah fase yang disebut penyesalan itu telah terlewati, kita sadar bahwa kita adalah orang yang tangguh dan kuat untuk menopang segala konsekuensi keputusan itu. lucu memang jika dikenang kembali, terkadang sesekali teringat dan langsung membuat diri tersenyum sendiri. jadi ambil tanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh diri sendiri, karna yakinlah hanya kita sendirilah yang bertanggung jawab untuk diri kita sendiri.

#38 Hanya kukumu yang bisa menghilangakan gatalmu

Bagi saya, yang saya lakukan ini adalah manajemen risiko. Sangat penting saya terapkan karna terkait dengan perasaan yang sangat sensitif, takut-takut salah langkah bisa merusak banyak hal yang telah dibangun. Bukan negative thinking, apalagi disamakan dengan putus asa. Yang dilihat potensi risiko, dasarnya fakta-fakta terkait yang saling terhubung.  Semua potensi risiko yang dapat ditimbulkan diidentifikasi, akan diseleksi mana potensi dominan, sehingga mengerucut jadi beberapa potensi saja. Pembuktiannya seiring waktu, ya butuh waktu. Langkah saya lambat? Ingin saya belum sebegitu ingin? Terlalu ribet? Minim effort?, no no no no no,  saya punya cara sendiri bagaimana saya akan bersikap dan berusaha. Tapi setidaknya lambat langkah adalah bijak untuk diri saya sendiri. Kan orang pertama yang melindungi diri kita adalah diri kita sendiri. 😁