Skip to main content

#15 Yakinkan untuk Lanjut atau Ditunda atau Bahkan Tinggalkan

Selamat malam dunia, hari itu jum’at 28 februari 2014 adalah hari yang membuat ane harus berpikir dua kali kalau bertindak. Dulu saat ane masih kecil sering dijajali dengan mitos yang katanya supaya anak tidak nakal. Contoh : jangan pulang terlalu sore, puulanglah sebelum magrib. karna banyak setan berkeliaran. Ada juga mengenai mitos tentang hari ju’at, jangan main terlalu sering, nanti celaka. Ya setidaknya hal tersebut terus ada dalam kepala sampai dewasa ini.

Kembali ke maksud awal, timbulnya kalimat per kalimat ini karena ane mengalami tragedy “salip satu lepas setir”. Ya maksudnya kecelakaan. Awalnya ingin menguruungkan niat untuk mudik, tapi karena sudah terlanjur janji jadi ya harus mudik. Kronologinya adalah bermaksud untuk menghemat waktu ane mengemudikan motor ini dengan kecepatan 60-80 km/jam bahkan niatnya sampai 100 km/jam. Maklum maksimal motor ane hanya 100. saat sedang dijalan ane menyalip mobil truck kosong tetapi sialnya setelah menyalip truck tersebut mobil pajerro (BG _ _ _ _ EB ) putih ngerem mendadak dan diarah berlawanan ada mobil kijang. Anehnya beberapa detik sebelum mencium belakang mobil mahal tersebut ane masih sempat berfikir. “bisa direm tidak ya, bisa tidak bisa tidak” dan ternyata sedikit disimpulkan prediksi ane benar, ya tidak bisa direm lagi. Alhasih seperti ada hal yang membantu dengan mudah ane melepas setir motor dan membanting tubuh ke kiri untuk menghindari kepala terhantap belakang mobil. Dan yang wahnya lagi ane melihat motor ane merangsek kebawah mobil bagian belakang walaupun hanya bagian depan motor. Alhasil motor patah body dan alhamdulilah ane selamat. UNTUNG UNTUNG!!

                                                   Revo : aku baik baik saja #akurapopo

Dari kejadian itu banyak kelalaian dari ane pribadi, setidaknya ; rem motor sedikit blong, ban depan sudah gundul, melamun saat bermotor, ragu sebelum pulang, dan sebagainya. Dan setelah kejadian itu saya berharap tetap tenang sesampai dirumah untuk menyimpannya dan melupakan kejadian tersebut seiring diputusnya alam nyata karena beralih ke alam mimpi. Tapi alhasil ketahuan juga. Dan tapi juga ane beralibi “Ah hanya hal yang kecil!! Toh tidak terjadi apa apa dengan ane” #belajarjadilelakisejati :D


Yang jadi pertanyaan dalam pikir ini adalah “apakah masih mitos hari jum’at sering terjadi musibah/celaka yang dulu orang tua ceritakan masih berlaku??” mungkin saja?? 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

#34 Tanggung Sendiri

kita benar benar berkuasa atas apa yang akan kita putuskan dan apa yang akan kita jalani, saya sadari dari sepanjang perjalanan hidup menuju ke pendewasaan diri beberapa keputusan mungkin berat ke arah yang salah, tapi setidaknya kita sadar setelah fase yang disebut penyesalan itu telah terlewati, kita sadar bahwa kita adalah orang yang tangguh dan kuat untuk menopang segala konsekuensi keputusan itu. lucu memang jika dikenang kembali, terkadang sesekali teringat dan langsung membuat diri tersenyum sendiri. jadi ambil tanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh diri sendiri, karna yakinlah hanya kita sendirilah yang bertanggung jawab untuk diri kita sendiri.

#38 Hanya kukumu yang bisa menghilangakan gatalmu

Bagi saya, yang saya lakukan ini adalah manajemen risiko. Sangat penting saya terapkan karna terkait dengan perasaan yang sangat sensitif, takut-takut salah langkah bisa merusak banyak hal yang telah dibangun. Bukan negative thinking, apalagi disamakan dengan putus asa. Yang dilihat potensi risiko, dasarnya fakta-fakta terkait yang saling terhubung.  Semua potensi risiko yang dapat ditimbulkan diidentifikasi, akan diseleksi mana potensi dominan, sehingga mengerucut jadi beberapa potensi saja. Pembuktiannya seiring waktu, ya butuh waktu. Langkah saya lambat? Ingin saya belum sebegitu ingin? Terlalu ribet? Minim effort?, no no no no no,  saya punya cara sendiri bagaimana saya akan bersikap dan berusaha. Tapi setidaknya lambat langkah adalah bijak untuk diri saya sendiri. Kan orang pertama yang melindungi diri kita adalah diri kita sendiri. 😁